Selasa, 22 Mei 2012

filsafat


Hakikat Pendidikan dan Etika Keilmuan
Dari judul tersebut muncul beberapa pertanyaan,diantaranya :
1.      apakah yang definisi dari pendidikan?
2.      Apa definisi dari pendidik dan bagaimana pendidik itu?
3.      Apa definisi dari anak didik?

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
            Pendidikan bersal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran –an, yang maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik itu sendiri.
            Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal maupun non formaldengan tujuan membentuk anak didik  yang cerdas, berkepribadian, memiliki ketrampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat. Secara umum pendidikan adalah
proses pembinaan manusia secara jasmaniyah dan rohaniyah.
            Hakikat pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang dibebankan kepada semua umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau mencari ilmu dimulai sejak bayi dalam kandungan hingga masuk liang lahat.

B. HAKIKAT PENDIDIK
            Pendidik disebut juga dengan guru, merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia yang diharapkan kehadiran dan perannya dalam pendidikan, sebagai sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat lagi disangkal karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat.
            Guru adalah orang yang mengabdikan diri dalam pendidikan berdsarkan panggilan jiwa, bukan karena pekerjaan sampingan, itulah figur guru yang memiliki sifat mulia. Guru dan anak didik adalah sebagai dwitunggal. Kemuliaan guru tercermin pada pengabdiannya kepada anak didik dalam interaksi edukatif di sekolah dan diluar sekolah.
Penyebutan istilah anak didik lebih pas digunakan sebagai mitra guru di sekolah. Guru adalah orangtua. Anak didik adalah anak. Orang tua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh tali jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih sayang seorang guru kepada anak didiknya.
            Hubungan interaktif antara guru dan anak didiknya itu menggunakan beberapa pendekatan, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Individual
            Di kelas ada sekelompok anak didik dengan perilaku yang bermacam-macam. Masing-masing anak didik memang memiliki karakteristik yang berbeda dari anak didik lainnya.
            Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual. Dengan kata lain guru harus melakukan pendekata individual dalam strategi pembelajarannya. Paling tidak, dengan pendekata individual , anak didik diharapkan memiliki tingkat penguasaan optimal. Persoalan kesulitan belajar anak didik lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan pendekatan individual walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2. Pendekatan Kelompok
            Pendekatan kelompok diperlukan dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Karena anak didik adalah makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
            Anak didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan. Mereka yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas membantu yang kekurangan. Dan mereka yang mempunyai kekurangan dengan ikhlas mau belajar dari yang mempunyai kelebihan, denga tanpa rasa minder.
3. Pendekatan Bervariasi
            Dalam mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif. Bila terjadi perubahan, suasana kelas sulit dinormalkan kembali. Ini merupakan tanda adanya gangguan dalam proses interaksi edukatif. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif. Karena inilah, kebnyakan guru menggunakan beberpa metode dan jarang sekali menggunakan satu metode.
           
Masalah-masalah yang terjadi dalam kelas dapay sedikit dikurangi dengan menggunakan pendekatan bervariasi. Karena penggunaan satu metode biasanya membuat jalan pengajaran menjadi kaku, digunakanlah beberapa metode bervariasi dengan tujuan untuk meningkatkan konsentrasi anak didik dalam waktu yang relatif lama. Digunakannya metode bervariasi juga disebabkan karena permasalahan yan dihadapi oleh anak didik itu bervariasi.
4. Pendekatan Edukatif
            Sebagi seorang guru tidaklah tepat jika dalam mendidik, guru kurang arif dan bijaksana bila menggunakan kekuasaan karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bag seorang guru adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap yindakan, sikap dan perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial, dan norma agama.
            Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dan anak didik kurang berjalan harmonis. Hal inilah yang menjadi kendala bagi guru untuk melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab yang berat dalam membina dan meningkatkan kecerdasan anak didik. Dan pendidik juga sebagai contoh terbaik bagi anak didiknya.
Tiga aspek penting yang dimiliki anak didik yang harus dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut :
1). Aspek yang berkaitan dengan potensi akal anak didik agar kecerdasannya meningkat;
2). Aspek rohani anak didik agar kepekaan imannya meningkat, emosinya semakin terarah  
     dan semakin dewasa, sabar dan tidak mudah putus asa dalam memecahkan masalah atau
     ulet;
3). Potensi spriritualnya, yakni semakin kuat iman, meningkat amal ibadahnya, semakin
     dekat dengan Allah dan semakin tinggi pengamalan Al-Quran dan As-Sunnah.

Tugas pendidik, adalah sebagai berikut:
a.       Membimbing si terdidik
b.      Menciptakan situasi untuk pendidikan
c.       Memiliki pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan, dan lain-lainnya.


Dari dalil-dalil dalam Al-Quran dan Hadits yang sudah ada dapat disimpulkan, bahwa :
1.      Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perintah yang wajib dilaksanakan dan barang siapa mengelak dari kewajiban inidiancam dengan siksa kekangan api neraka.
2.      Perbuatan mendidik atau mengajaradalah perbuatan yang terpuji dan mendatangkan pahala dari Allah.
3.      Perbuatan mendidik atau mengajar merupakan amal kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama ilmu yang diajarkan tersebut masih diamalkan orang yang belajar tersebut.
4.      Perbuatan mendidik atau mengajar adalah amal kebajikan yang dapat mendatangkan magfirah dari Allah.
5.      Perbuatan mendidik atau mengajar adalah perbuatan sangat mulia karena mengolah organ manusia yang mulia.

Pendidik menurut Athiyah Al-Abrasyi, pendidik itu ada tiga macam, yaitu :
1. Pendidik kuttab
            Pendidik kuttab adalah pendidik yang mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak di kuttab.
2. Pendidik Umum
            Pendidik umum ialah pendidik pada umumnya. Ia mengajar di lembaga-lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan secara formal ataupun pendidikan informal.
3. Pendidik Khusus
            Pandidik khusus atau sering disebut madib, yaitu pendidik yang memberikan pelajaran khusus kepada seorang atau lebih dari seorang anak pembesar, pemimpin negara atau khalifah seperti pendidikan yang dilaksanakan di rumah-rumah tertentu di istana.

Az-Zarnuji penyusun buku Ta’limul Muta’allim mengemukakan beberapa sifat guru, yaitu:
1.      Mempunyai kelebihan ilmu, maksutnya menguasai ilmu.
2.      Wara’, kesanggupan menjaga diri dari perbuatan atau tingkah laku yang terlarang.

Mengenai sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru, dari Imam Al-Ghozali mengemukakan bahwa seorang guru harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Pendidik harus menganggap anak didiknya sebagai anak didiknya sebagai anak didiknya sendiri.
2.      Pendidik harus ikhlas dan tanpa pamrih dalam pengabdiannya kepada pendidikan.
3.      Pendidik hendaknya mengajarkan semua ilmunya untuk meningkatkan ketauhidan.
4.      Pendidik harus sabar dalam memberikan nasihat kepada anak didiknya.
5.      Pendidik harus mempertimbangkan kemampuan rasio dan mentalitas anak didiknya dalam menyampaikan pendidikannya.
6.      Pendidik harus memberikan motivasi kuat kepada anak didiknya agar mencintai semua ilmu yang diberikan.
7.      Pendidik harus memberikan mata pelajaran berupa pengenalan pengetahuan sehari-hari agar mudah mengerti dan memahaminya .
8.      Pendidik harus memberi teladan bagi anak didiknya.
Disamping guru bertugas sebagai pembina dan pengajar bagi anak didiknya, menurut syaiful Bahri, guru  bertugas dan berperan sebagai berikut :
1.  Korektor
            Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Ini berarti guru harus menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik. Nilai yang baik harus dipertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik.
2. Inspirator
            Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didiknya.
3. Informator
            Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogamkan dalam kurikulum.
4. Organisator
            Guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah dan sebagainya. Semua diorganisasikan agar dapat mencapai efektivitas dan efesiensi dalam belajar pada diri anak didik.
5. Motivator
            Sebagai motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didiknya agar bergairah, aktif belajar dan tidak malas.
6. Inisiator
            Maksudnya, guru harus bisa menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.

7. Fasilitator
            Guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan dalm kegiatan belajar anak didik.
8. Pembimbing
            Guru harus mampu membimbing anak didiknya agar menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
9. Demonstrator
            Untuk pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkn secara didaktis.
10. Pengelola Kelas
            Tujuan dari tugas ini adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Dan juga agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.
11. Mediator
            Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmateriil maupun materiil.
12. Supervisor
            Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan dalam belajar mengajar.
13. Evaluator
            Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.
C. HAKIKAT ANAK DIDIK
            Dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat anak didik terdiri dari beberapa macam :
1. Anak didik adalah darah daging sendiri.
2. Anak didik adalah semua anak yang berada dibawah bimbingan pendidik di lembaga
    pendidikan formal maupu nonformal.
3. Anak didik secara khusus.
Keberhasilan belajar anak didik ditentukan tiga hal yang mendasar, yaitu :
1. sikap anak didik yang mencintai ilmu dan para pendidiknya;
2. sikap anak didik yang selalu konsentrasi dalam belajar;
3. tumbuhnya sikap mental yang dewasa dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dalam
    Kehidupan.
Keberhasilan pendidikan adalah jika anak didik berhasil, dan anak didik yang berhasil adalah anak didik yang sikap mentalnya berubah menjadi lebih dewasa atau menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Pendekatan filosofis dalam memahami karakteristik anak didik adalah tiga perbedaan anakdidik yang dihadapi. Tiga perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan Biologis
            Perbedaan biologis amat sangat terkait dengan keadaan jasmani anak didik tersebut.
2. Perbedaan Intelektual
Intelegensi adalah unsur yang ikut memengaruhi keberhasilan belajar anak didik. Intelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
Berdasarkan hasil tes intelegensi, hasil bagi yangdiperoleh dari pembagian umur kecerdasan dengan umur sebenarnya, menunjukkan kesanggupan rata-rata kecerdasan seseorang. Pembagian itu adalah :
1.      Luar biasa (genius) IQ            diatas 140
2.      Pintar (begaaf)                                    110-140
3.      Normal (biasa)             90-110
4.      Kurang pintar                          70-90
5.      Bebal (debil)                           50-70
6.      Dungu (imbicil)                       30-50
7.      Pusung (idiot)                         dibawah 30
Bagi seorang guru, perbedaan intelektual anak didiknya perlu diketahui dan difahami. Terutama dalam pengelompokan anak didik di kelas. Anak didik yang kurang cerdas jangan sampai dikelompokkan dengan anak yang kecerdasannya setingkat dengannya. Tetepi perlu dikelompokkan dengan anak yang cerdas. Ini dimaksutkan agar anak tadi bisa ikut berperan aktif seperti anak yang cerdas ketika dalam pembelajaran.
3. Perbedaan Psikologis
            Keadaan psikologis anak didik dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial, dan tentu oleh lingkungan sekolahnya. Oleh karena itulah, semua yang berkaitan dengan lingkungan anak didik memberikan pengaruh kepada anak didik secara langsung maupun tidak langsung.

KESIMPULAN
1. Pendidikan secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan,
    pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara
    formal maupun non formaldengan tujuan membentuk anak didik  yang cerdas,
    berkepribadian, memiliki ketrampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam
    kehidupannya di masyarakat.
2. Guru adalah orang yang mengabdikan diri dalam pendidikan berdsarkan panggilan jiwa,
     bukan karena pekerjaan sampingan, itulah figur guru yang memiliki sifat mulia.
3. Sifat-sifat yang harus dimiliki guru, adalah sebagai berikut :
-Pendidik harus menganggap anak didiknya sebagai anak didiknya sebagai anak
  didiknya sendiri.
-Pendidik harus ikhlas dan tanpa pamrih dalam pengabdiannya kepada pendidikan.
-pendidik hendaknya mengajarkan semua ilmunya untuk meningkatkan ketauhidan.
-Pendidik harus sabar dalam memberikan nasihat kepada anak didiknya.
-Pendidik harus mempertimbangkan kemampuan rasio dan mentalitas anak didiknya
 dalam menyampaikan pendidikannya.
-Pendidik harus memberikan motivasi kuat kepada anak didiknya agar mencintai
  semua ilmu yang diberikan.
-Pendidik harus memberikan mata pelajaran berupa pengenalan pengetahuan sehari-
  hari agar mudah mengerti dan memahaminya .
-Pendidik harus memberi teladan bagi anak didiknya.

4. . Anak didik adalah semua anak yang berada dibawah bimbingan pendidik di lembaga
      pendidikan formal maupu nonformal.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar