Hakikat Pendidikan dan Etika Keilmuan
Dari judul tersebut muncul
beberapa pertanyaan,diantaranya :
1.
apakah yang definisi dari
pendidikan?
2.
Apa definisi dari pendidik
dan bagaimana pendidik itu?
3.
Apa definisi dari anak
didik?
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN
Pendidikan
bersal dari kata didik, artinya bina, mendapat awalan pen-, akhiran –an, yang
maknanya sifat dari perbuatan membina atau melatih, atau mengajar dan mendidik
itu sendiri.
Pendidikan
secara terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan, pengarahan,
pencerdasan, pelatihan yang ditujukan kepada semua anak didik secara formal
maupun non formaldengan tujuan membentuk anak didik yang cerdas, berkepribadian, memiliki
ketrampilan atau keahlian tertentu sebagai bekal dalam kehidupannya di masyarakat.
Secara umum pendidikan adalah
proses pembinaan manusia secara jasmaniyah dan rohaniyah.
proses pembinaan manusia secara jasmaniyah dan rohaniyah.
Hakikat
pendidikan dalam Islam adalah kewajiban mutlak yang dibebankan kepada semua
umat Islam, bahkan kewajiban pendidikan atau mencari ilmu dimulai sejak bayi
dalam kandungan hingga masuk liang lahat.
B. HAKIKAT PENDIDIK
Pendidik
disebut juga dengan guru, merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru
adalah figur manusia yang diharapkan kehadiran dan perannya dalam pendidikan,
sebagai sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam
pendidikan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah.
Hal itu tidak dapat lagi disangkal karena lembaga pendidikan formal adalah
dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di sekolah, sisanya ada di
rumah dan di masyarakat.
Guru
adalah orang yang mengabdikan diri dalam pendidikan berdsarkan panggilan jiwa,
bukan karena pekerjaan sampingan, itulah figur guru yang memiliki sifat mulia.
Guru dan anak didik adalah sebagai dwitunggal. Kemuliaan guru tercermin pada
pengabdiannya kepada anak didik dalam interaksi edukatif di sekolah dan diluar
sekolah.
Penyebutan istilah anak didik
lebih pas digunakan sebagai mitra guru di sekolah. Guru adalah orangtua. Anak
didik adalah anak. Orang tua dan anak adalah dua sosok insani yang diikat oleh
tali jiwa. Belaian kasih sayang adalah naluri jiwa orang tua yang sangat
diharapkan oleh anak, sama halnya belaian kasih sayang seorang guru kepada anak
didiknya.
Hubungan
interaktif antara guru dan anak didiknya itu menggunakan beberapa pendekatan,
yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan Individual
Di
kelas ada sekelompok anak didik dengan perilaku yang bermacam-macam.
Masing-masing anak didik memang memiliki karakteristik yang berbeda dari anak
didik lainnya.
Perbedaan
individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi
pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual.
Dengan kata lain guru harus melakukan pendekata individual dalam strategi
pembelajarannya. Paling tidak, dengan pendekata individual , anak didik
diharapkan memiliki tingkat penguasaan optimal. Persoalan kesulitan belajar
anak didik lebih mudah diselesaikan dengan menggunakan pendekatan individual
walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan
kelompok diperlukan dan digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial
anak didik. Karena anak didik adalah makhluk homo socius, yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.
Anak
didik yang dibiasakan hidup bersama, bekerja sama dalam kelompok akan menyadari
bahwa dirinya memiliki kekurangan dan kelebihan. Mereka yang mempunyai
kelebihan dengan ikhlas membantu yang kekurangan. Dan mereka yang mempunyai
kekurangan dengan ikhlas mau belajar dari yang mempunyai kelebihan, denga tanpa
rasa minder.
3. Pendekatan Bervariasi
Dalam
mengajar, guru yang hanya menggunakan satu metode biasanya tidak dapat
menciptakan suasana kelas yang kondusif. Bila terjadi perubahan, suasana kelas
sulit dinormalkan kembali. Ini merupakan tanda adanya gangguan dalam proses
interaksi edukatif. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif.
Karena inilah, kebnyakan guru menggunakan beberpa metode dan jarang sekali
menggunakan satu metode.
Masalah-masalah
yang terjadi dalam kelas dapay sedikit dikurangi dengan menggunakan pendekatan
bervariasi. Karena penggunaan satu metode biasanya membuat jalan pengajaran
menjadi kaku, digunakanlah beberapa metode bervariasi dengan tujuan untuk
meningkatkan konsentrasi anak didik dalam waktu yang relatif lama. Digunakannya
metode bervariasi juga disebabkan karena permasalahan yan dihadapi oleh anak
didik itu bervariasi.
4. Pendekatan Edukatif
Sebagi
seorang guru tidaklah tepat jika dalam mendidik, guru kurang arif dan bijaksana
bila menggunakan kekuasaan karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bag seorang guru
adalah dengan melakukan pendekatan edukatif. Setiap yindakan, sikap dan
perbuatan yang guru lakukan harus bernilai pendidikan, dengan tujuan mendidik
anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma
sosial, dan norma agama.
Kerawanan
hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dan anak
didik kurang berjalan harmonis. Hal inilah yang menjadi kendala bagi guru untuk
melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa hakikat pendidik adalah orang yang memikul tanggung
jawab yang berat dalam membina dan meningkatkan kecerdasan anak didik. Dan
pendidik juga sebagai contoh terbaik bagi anak didiknya.
Tiga aspek
penting yang dimiliki anak didik yang harus dikembangkan oleh guru adalah
sebagai berikut :
1). Aspek yang berkaitan dengan
potensi akal anak didik agar kecerdasannya meningkat;
2). Aspek rohani anak didik agar
kepekaan imannya meningkat, emosinya semakin terarah
dan semakin dewasa, sabar dan tidak mudah
putus asa dalam memecahkan masalah atau
ulet;
3). Potensi spriritualnya, yakni
semakin kuat iman, meningkat amal ibadahnya, semakin
dekat dengan Allah dan semakin tinggi
pengamalan Al-Quran dan As-Sunnah.
Tugas pendidik, adalah sebagai
berikut:
a.
Membimbing si terdidik
b.
Menciptakan situasi untuk
pendidikan
c.
Memiliki
pengetahuan-pengetahuan yang diperlukan, pengetahuan-pengetahuan keagamaan, dan
lain-lainnya.
Dari dalil-dalil dalam Al-Quran
dan Hadits yang sudah ada dapat disimpulkan, bahwa :
1.
Perbuatan mendidik atau
mengajar adalah perintah yang wajib dilaksanakan dan barang siapa mengelak dari
kewajiban inidiancam dengan siksa kekangan api neraka.
2.
Perbuatan mendidik atau
mengajaradalah perbuatan yang terpuji dan mendatangkan pahala dari Allah.
3.
Perbuatan mendidik atau
mengajar merupakan amal kebajikan jariyah yang akan mengalirkan pahala selama
ilmu yang diajarkan tersebut masih diamalkan orang yang belajar tersebut.
4.
Perbuatan mendidik atau
mengajar adalah amal kebajikan yang dapat mendatangkan magfirah dari Allah.
5.
Perbuatan mendidik atau
mengajar adalah perbuatan sangat mulia karena mengolah organ manusia yang
mulia.
Pendidik menurut Athiyah
Al-Abrasyi, pendidik itu ada tiga macam, yaitu :
1. Pendidik kuttab
Pendidik
kuttab adalah pendidik yang mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak di kuttab.
2. Pendidik Umum
Pendidik
umum ialah pendidik pada umumnya. Ia mengajar di lembaga-lembaga pendidikan dan
mengelola atau melaksanakan pendidikan secara formal ataupun pendidikan
informal.
3. Pendidik Khusus
Pandidik
khusus atau sering disebut madib, yaitu pendidik yang memberikan pelajaran
khusus kepada seorang atau lebih dari seorang anak pembesar, pemimpin negara
atau khalifah seperti pendidikan yang dilaksanakan di rumah-rumah tertentu di
istana.
Az-Zarnuji penyusun buku Ta’limul
Muta’allim mengemukakan beberapa sifat guru, yaitu:
1.
Mempunyai kelebihan ilmu,
maksutnya menguasai ilmu.
2.
Wara’, kesanggupan menjaga
diri dari perbuatan atau tingkah laku yang terlarang.
Mengenai sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang guru, dari Imam Al-Ghozali mengemukakan bahwa seorang guru
harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Pendidik harus menganggap
anak didiknya sebagai anak didiknya sebagai anak didiknya sendiri.
2.
Pendidik harus ikhlas dan
tanpa pamrih dalam pengabdiannya kepada pendidikan.
3.
Pendidik hendaknya
mengajarkan semua ilmunya untuk meningkatkan ketauhidan.
4.
Pendidik harus sabar dalam
memberikan nasihat kepada anak didiknya.
5.
Pendidik harus
mempertimbangkan kemampuan rasio dan mentalitas anak didiknya dalam
menyampaikan pendidikannya.
6.
Pendidik harus memberikan
motivasi kuat kepada anak didiknya agar mencintai semua ilmu yang diberikan.
7.
Pendidik harus memberikan
mata pelajaran berupa pengenalan pengetahuan sehari-hari agar mudah mengerti
dan memahaminya .
8.
Pendidik harus memberi
teladan bagi anak didiknya.
Disamping
guru bertugas sebagai pembina dan pengajar bagi anak didiknya, menurut syaiful
Bahri, guru bertugas dan berperan
sebagai berikut :
1. Korektor
Sebagai
korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk. Ini berarti guru harus menilai dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku,
dan perbuatan anak didik. Nilai yang baik harus dipertahankan dan semua nilai
yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik.
2. Inspirator
Sebagai
inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didiknya.
3. Informator
Sebagai
informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
telah diprogamkan dalam kurikulum.
4. Organisator
Guru
memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah
dan sebagainya. Semua diorganisasikan agar dapat mencapai efektivitas dan
efesiensi dalam belajar pada diri anak didik.
5. Motivator
Sebagai
motivator guru hendaknya dapat mendorong anak didiknya agar bergairah, aktif
belajar dan tidak malas.
6. Inisiator
Maksudnya,
guru harus bisa menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran.
7. Fasilitator
Guru
hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan dalm kegiatan
belajar anak didik.
8. Pembimbing
Guru
harus mampu membimbing anak didiknya agar menjadi manusia dewasa susila yang
cakap.
9. Demonstrator
Untuk
pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunya,
dengan cara memperagakan apa yang diajarkn secara didaktis.
10. Pengelola Kelas
Tujuan
dari tugas ini adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan
optimal. Dan juga agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang
tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.
11. Mediator
Sebagai
mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmateriil
maupun materiil.
12. Supervisor
Guru
hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses
pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai dengan baik agar dapat
melakukan perbaikan dalam belajar mengajar.
13. Evaluator
Sebagai
evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.
C. HAKIKAT ANAK DIDIK
Dalam
perspektif filsafat pendidikan Islam, hakikat anak didik terdiri dari beberapa
macam :
1. Anak didik adalah darah
daging sendiri.
2. Anak didik adalah semua anak
yang berada dibawah bimbingan pendidik di lembaga
pendidikan formal maupu nonformal.
3. Anak didik secara khusus.
Keberhasilan
belajar anak didik ditentukan tiga hal yang mendasar, yaitu :
1. sikap anak didik yang
mencintai ilmu dan para pendidiknya;
2. sikap anak didik yang selalu
konsentrasi dalam belajar;
3. tumbuhnya sikap mental yang
dewasa dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dalam
Kehidupan.
Keberhasilan pendidikan adalah
jika anak didik berhasil, dan anak didik yang berhasil adalah anak didik yang
sikap mentalnya berubah menjadi lebih dewasa atau menjadi suri tauladan bagi
umat manusia.
Pendekatan
filosofis dalam memahami karakteristik anak didik adalah tiga perbedaan
anakdidik yang dihadapi. Tiga perbedaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perbedaan Biologis
Perbedaan
biologis amat sangat terkait dengan keadaan jasmani anak didik tersebut.
2. Perbedaan Intelektual
Intelegensi
adalah unsur yang ikut memengaruhi keberhasilan belajar anak didik. Intelegensi
adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, kemampuan untuk menggunakan konsep yang abstrak secara
efektif, dan kemampuan untuk memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
Berdasarkan hasil tes
intelegensi, hasil bagi yangdiperoleh dari pembagian umur kecerdasan dengan
umur sebenarnya, menunjukkan kesanggupan rata-rata kecerdasan seseorang.
Pembagian itu adalah :
1.
Luar biasa (genius) IQ diatas 140
2.
Pintar (begaaf) 110-140
3.
Normal (biasa) 90-110
4.
Kurang pintar 70-90
5.
Bebal (debil) 50-70
6.
Dungu (imbicil) 30-50
7.
Pusung (idiot) dibawah 30
Bagi seorang guru, perbedaan
intelektual anak didiknya perlu diketahui dan difahami. Terutama dalam
pengelompokan anak didik di kelas. Anak didik yang kurang cerdas jangan sampai
dikelompokkan dengan anak yang kecerdasannya setingkat dengannya. Tetepi perlu
dikelompokkan dengan anak yang cerdas. Ini dimaksutkan agar anak tadi bisa ikut
berperan aktif seperti anak yang cerdas ketika dalam pembelajaran.
3. Perbedaan Psikologis
Keadaan
psikologis anak didik dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, lingkungan sosial,
dan tentu oleh lingkungan sekolahnya. Oleh karena itulah, semua yang berkaitan
dengan lingkungan anak didik memberikan pengaruh kepada anak didik secara
langsung maupun tidak langsung.
KESIMPULAN
1. Pendidikan secara
terminologis dapat diartikan sebagai pembinaan, pembentukan,
pengarahan, pencerdasan, pelatihan yang
ditujukan kepada semua anak didik secara
formal maupun non formaldengan tujuan
membentuk anak didik yang cerdas,
berkepribadian, memiliki ketrampilan atau
keahlian tertentu sebagai bekal dalam
kehidupannya di masyarakat.
2. Guru adalah orang yang
mengabdikan diri dalam pendidikan berdsarkan panggilan jiwa,
bukan karena pekerjaan sampingan, itulah
figur guru yang memiliki sifat mulia.
3. Sifat-sifat yang harus
dimiliki guru, adalah sebagai berikut :
-Pendidik
harus menganggap anak didiknya sebagai anak didiknya sebagai anak
didiknya sendiri.
-Pendidik
harus ikhlas dan tanpa pamrih dalam pengabdiannya kepada pendidikan.
-pendidik
hendaknya mengajarkan semua ilmunya untuk meningkatkan ketauhidan.
-Pendidik
harus sabar dalam memberikan nasihat kepada anak didiknya.
-Pendidik
harus mempertimbangkan kemampuan rasio dan mentalitas anak didiknya
dalam menyampaikan pendidikannya.
-Pendidik
harus memberikan motivasi kuat kepada anak didiknya agar mencintai
semua ilmu yang diberikan.
-Pendidik
harus memberikan mata pelajaran berupa pengenalan pengetahuan sehari-
hari agar mudah mengerti dan memahaminya .
-Pendidik
harus memberi teladan bagi anak didiknya.
4. . Anak didik adalah semua
anak yang berada dibawah bimbingan pendidik di lembaga
pendidikan formal maupu nonformal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar